...

IDE

Pada Waktu Globalisasi Hadir di Tanah Papua

Hari ini globalisasi sudah hadir di tanah Papua. SDM Papua tidak siap, SDM yang ada saat ini dan juga SDM OAP (Masyarakat Asli Papua) penerus. Ketidaksiapan SDM ini sudah sangat terlihat dari hasil kinerja berbagai kabupaten secara ranking nasional. Ketidaksiapan SDM penerus Papua pun bisa terlihat dari hasil dan pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di Papua (Papua disini lintas provinsi, tanah Papua).

Mengapa tidak siap?

Globalisasi pada saat ini mempunyai kemampuan mengadakan loncatan teknologi setiap 5-7 tahun. Pengembangan teknologi membutuhkan pondasi ilmu matematika-bahasa-sains yang canggih, yang abstrak atau non-linear. Sementara data hasil riset kami menunjukkan guru-guru di Papua sangat lemah dalam matematika dan sains. Penguasaan bahasa sangat penting, bukan sekedar dari penguasaan tata bahasa, melainkan dari kapasitas ber-ide dan berimajinasi. Manusia ber-ide dan berimajinasi karena fungsi dari bahasa yang dikuasainya.

Teknologi yang canggih membutuhkan kemampuan dan kapasitas manajemen yang kompleks. Manajemen teknologi di negara-negara berkembang paling tidak mempunyai 2 dimensi, yaitu dimensi memaksimalkan pengambilan keuntungan ekonomi yang ditawarkan oleh teknologi yang ada saat ini; dimensi kedua, yaitu manajemen teknologi yang mampu membuka kesempatan ekonomi berikutnya. Ekonomi dan teknologi saling berakselerasi. Tidak heran negara maju akan semakin cepat maju, sementara masyarakat di negara tertinggal atau berkembang akan semakin sulit mengejar ketertinggalannya.

Berikut adalah realitas yang sangat dilematis yang dihadapi oleh masyarakat asli Papua (OAP), yaitu OAP termarjinalkan dan DI-ISOLASI-KAN di rumahnya sendiri.

Tanpa adanya inisiatif mencari solusi yang berbeda, permasalah OAP seperti gambar di atas tidak akan terpecahkan. Perlu ada keberanian dan kemauan untuk mencari opsi lain.