Ketidaksesuaian kemampuan anak secara individu dalam jenjang pendidikan membuat kami berpikir untuk mengembangkan metode yang bisa diterapkan secara bersamaan sekaligus terdapat perubahan peningkatan kemampuannya secara personal. Akselerasi digagas dalam proses pendidikan di Yayasan Alirena, untuk melatih mentalitas entrepreneur yang bertujuan memunculkan keingintahuan dalam menemukan kemungkinan pemecahan masalah khususnya di Papua.
Akselerasi melatih seorang anak untuk berpikir secara mandiri—lepas dari pemikiran-pemikiran yang secara tidak sadar disepakati masal tanpa melewati proses berpikir mandiri terlebih dahulu. Akselerasi memungkinkan anak menjalani proses sesuai dengan titik mulai dan kemampuannya.
Dalam proses pembelajaran di SD dan SMP Bulangkop, Kabupaten Pegunungan Bintang, data dari tes pemetaan menunjukkan bahwa kemampuan siswa tidak sesuai dengan jenjang belajar mereka saat ini, nilai pada mata pelajaran dasar (Matematika, Bahasa, Sains) menunjukkan kemampuan yang di bawah standar. Penggunaan akselerasi pada mereka menunjukkan kenaikan kemampuan yang cukup signifikan. Metode akselerasi yang digunakan dengan story-telling. Basis budaya masyarakat Papua pada umumnya adalah menggunakan budaya lisan, kemampuan mereka menangkap dan mengartikulasikan ide lebih terbiasa dan mudah menggunakan metode lisan atau bercerita. Dalam pengamatan beberapa minggu, metode story-telling berhasil meningkatkan kemampuan siswa baik secara lisan maupun angka yang tercatat.